Ilmu Pengetahuan Teknologi Dan
Kemiskinan
Ilmu Pengetahuan
Ilmu Pengetahuan
berasal dari dua kata, yaitu “ilmu” dan “pengetahuan” yang memiliki arti
tersendiri. Keseluruhannya telah lama dipersoalkan oleh ahli filsafat seperti
Socrates, Plato, dan Aristoteles dimana teori ilmu pengetahuan merupakan cabang
atau sistem filsafat. Oleh J.P Farrier dalam institutes of metaphiscs (1854),
pemikiran tentang teori pengetahuan itu disebut ”epistemologi”
(epistem=pengetahuan, logos=pembicaraan/ilmu).
Menurut Immanuel
Kant pengetahuan merupakan persatuan budi dan pengalaman. Dari berbagai macam pandangan
tentang pengetahuan diperoleh sumber-sumber pengetahuan berupa ide, kenyatan,
kegiatan akal-budi, pengalaman, sentesis budi atau meragukan karena tak adanya
sarana untuk mencapai pengetahuan yang pasti.
Secara umum,
Ilmu pengetahuan merupakan suatu pangkal tumpuan (objek) yang sistematis,
mentoris, rasional/logis, empiris, umum dan akumulatif. Jadi ilmu pengetahuan
adalah sebuah dasar atau bekal bagi seseorang yang ingin mencapai suatu tujuan
yang diharapkannya. Tanpa ilmu pengetahuan, manusia tidak bisa mencapai apa
yang diinginkannya. Ilmu pengetahuan memberikan setiap manusia ilmu-ilmu dasar
untuk melakukan sesuatu. Ilmu pengetahuan bisa dicari dimana saja, tidak hanya
dari buku pelajaran saja. Tetapi ilmu pengetahuan juga bisa diambil dari
berbagai sumber seperti koran, majalah, televisi, radio, komik sains, ataupun
pengalaman seseorang bahkan dari kitab suci. Ilmu pengetahuan dan teknologi
dari tahun ke tahun, dari jaman ke jaman, dan dari hari ke hari semakin
berkembang pesat. Tidak dapat dipungkiri bahwa ilmu pengetahuan dan teknologi
sangatlah bermanfaat untuk kehidupan kita. Ilmu pengetahuan haruslah
dapat dikemukakan, harus dimegerti secara umum sehingga kita dapat memahami
ilmu pengetahuan dengan mudah. Didalam kehidupan kita, kita tidak pernah
terlepas dengan manfaat ilmu pengetahuan. Kita manusia memiliki akal pikiran
yang merupakan dasar adanya ilmu pengetahuan. Dengan ini pula dapat mempermudah
kita untuk melalukan sesuatu atau menghasilkan sesuatu. Ilmu pengetahuan
sangatlah berguna bagi kita semua. Hal yang bersifat negatif maupun positif
tidak terlepas dari segala sesuatu, begitu pula dengan IPTEK. Teknologi akan
berguna jika dimanfaatkan dengan baik. IPTEK tentunya dapat memotivasi
masyarakat untuk lebih maju lagi. Karena IPTEK sungguh sangat menarik
perhatian. Perkembangan yang terjadi sekarang ini dapat menjadikan masyarakat
memiliki pandangan atau wawasan yang lebih luas. Iptek berkembang dengan sendirinya
tentunya dengan dikembangkan oleh orang-orang yang berpengalaman. IPTEK sangat
lah mudah untuk didapatkan, dimana pun dan kapan pun kita dapat memperolehnya.
Unsur pokok dalam suatu ilmu pengetahuan adalah :
1.
Pengetahuan,
sebagaimana pengertian di atas.
2.
Tersusun
secara sistematis. Tidak semua pengetahuan merupakan ilmu, hanyalah pengetahuan
yang tersusun secara sistematis saja yang merupakan ilmu pengetahuan.
Sistematik berarti urutan-urutan strukturnya tersusun sebagai suatu kebulatan.
Sehingga akan jelas tergambar apa yang merupakan garis besar dari ilmu
pengetahuan yang bersangkutan. Sistem tersebut adalah sistem konstruksi yang
abstrak dan teratur. Artinya, setiap bagian dari suatu keseluruhan dapat
dihubungkan satu dengan lainnya. Abstrak berarti bahwa konstruksi tersebut
hanya ada dalam pikiran, sehingga tidak dapat diraba ataupun dipegang. Ilmu
pengetahuan harus bersifat terbuka artinya dapat ditelaah kebenarannya oleh
orang lain.
3.
Menggunakan
pemikiran yaitu menggunakan akal sehat. Pengetahuan didapatkan melalui
kenyataan dengan melihat dan mendengar serta melalui alat-alat komunikasi.
4.
Dapat
dikontrol secara kritis oleh orang lain atau masyarakat umum.
Untuk mencapai
suatu pengetahuan yang ilmiah dan obyektif diperlukan sikap yang bersifat ilmiah,
yang meliputi empat hal yaitu :
1.
Tidak
ada perasaan yang bersifat pamrih sehingga menacapi pengetahuan ilmiah yang
obeyktif
2.
Selektif,
artinya mengadakan pemilihan terhadap problema yang dihadapi supaya didukung
oleh fakta atau gejala, dan mengadakan pemilihan terhadap hipotesis yang ada
3.
Kepercayaan
yang layak terhadap kenyataan yang tak dapat diubah maupun terhadap indera dam
budi yang digunakan untuk mencapai ilmu
4.
Merasa
pasti bahwa setiap pendapat, teori maupun aksioma terdahulu telah
mencapai kepastian, namun masih terbuka untuk dibuktikan kembali.
5.
Permasalahan
ilmu pengetahuan meliputi arti sumber, kebenaran pengetahuan, serta sikap
ilmuwan itu sendiri sebagai dasar untuk langkah selanjutnya.
Teknologi
Istilah
teknologi berasal dari kata techne dan logia. Kata yunani kuno techne berarti
seni kerajinan. Dari techne kemudian lahirlah perkataan technikos yang berarti
seseorang yang memiliki keterampilan tertentu. Dengan berkembangnya
keterampilan seseorang yang menjadi semakin tetap karena menunjukkan suatu
pola, langkah, dan
Sampai pada
permulaan abad XX ini, istilah teknologi telah dipakai secara umum dan
merangkum suatu rangkaian sarana, proses, dan ide disamping alat-alat dan
mesin-mesin. Perluasan arti itu berjalan terus sampai
pertengahan abad ini muncul perumusan teknologi sebagai sarana atau aktifitas
yang dengannya manusia berusaha mengubah dan menangani lingkungan. Ini
merupakan suatu pengertian yang sangat luas karena setiap sarana perlengkapan maupun
kultural tergolong suatu teknologi.
Teknologi adalah
pemanfaatan ilmu untuk memecahkan suatu masalah dengan cara mengerahkan semua
alat yang sesuai dengan nilai-nilai kebudayaan dan skala nilai yang ada.
Teknologi bertujuan untuk memecahkan masalah-masalah praktis serta untuk
mengatasi semua kesulitan yang mungkin dihadapi. Yang dimaksud dengan teknologi
tepat guna adalah suatu teknologi yang telah memenuhi tiga syarat utama yaitu :
a.
Persyaratan
Teknis, yang termasuk di dalamnya adalah :
1.
memperhatikan
kelestarian tata lingkungan hidup, menggunakan sebanyak mungkin bahan baku dan
sumber energi setempat dan sesedikit mungkin menggunakan bahan impor.
2.
jumlah
produksi harus cukup dan mutu produksi harus diterima oleh pasar yang ada.
3.
menjamin
agar hasil dapat diangkut ke pasaran dan masih dapat dikembangkan, sehingga
dapat dihindari kerusakan atas mutu hasil.
4.
memperlihatkan
tersedianya peralatan serta operasi dan perawatannya.
b.
Persyaratan
Sosial, meliputi :
1.
memanfaatkan
keterampilan yang sudah ada
2.
menjamin
timbulnya perluasan lapangan kerja yang dapat terus menerus berkembang
3.
menekan
seminimum mungkin pergeseran tenaga kerja yang mengakibatkan bertambahnya
pengangguran.
4.
membatasi
sejauh mungkin timbulnya ketegangan sosial dan budaya dengan mengatur agar
peningkatan produksi berlangsung dalam batas-batas tertentu sehingga terwujud
keseimbangan sosial dan budaya yang dinamis.
Selain
menimbulkan dampak positif bagi kehidupan manusia, terutama mempermudah
pelaksanaan kegiatan dalam hidup, teknologi juga memiliki berbagai dampak
negatif jika tidak dimanfaatkan secara baik. Contoh masalah akibat perkembangan
teknologi adalah kesempatan kerja yang semakin kurang sementara angkatan kerja
makin bertambah, masalah penyediaan bahan-bahan dasar sebagai sumber energi yang
berlebihan dikhawatirkan akan merugikan generasi yang akan datang. Fenomena
teknik paa masyarakat ikini, menurut Sastrapratedja (1980) memiliki ciri-ciri
sebagia berikut :
1.
Rasionalistas,
artinya tindakan spontan oleh teknik diubah menjadi tindakan yang direncanakan
dengan perhitungan rasional
2.
Artifisialitas,
artinya selalu membuat sesuatu yang buatan tidak alamiah
3.
Otomatisme,
artinya dalam hal metode, organisasi dan rumusan dilaksanakan secara otomatis.
Demikian juga dengan teknik mampu mengeliminasikan kegiatan non teknis
menjadi kegiatan teknis
4.
Teknik
berkembang pada suatu kebudayaan
5.
Monisme,
artinya semua teknik bersatu, saling berinteraksi dan saling bergantung
6.
Universalisme,
artinya teknik melampaui batas-batas kebudayaan dan ediologi, bahkan dapat menguasai
kebudayaan
7.
Otonomi
artinya teknik berkembang menurut prinsip-prinsip sendiri.
Teknologi yang
berkembang degnan pesat meliputi berbagai bidang kehidupan manusia. Luasnya
bidang teknik digambarkan sebagaia berikut :
1.
Teknik
meluputi bidang ekonomi, artinya teknik mampu menghasilkan barang-barang
industri. Dengan teknik, mampu mengkonsentrasikan capital sehingga terjadi
sentralisasi ekonomi
2.
Teknik
meliputi bidang organisasional seperti administrasi, pemerintahan, manajemen,
hukum dan militer
3.
Teknik
meliputi bidang manusiawi. Teknik telah menguasai seluruh sector kehidupan
manusia, manusia semakin harus beradaptasi dengan dunia teknik dan tidak ada
lagi unsur pribadi manusia yang bebas dari pengaruh teknik.
Alvin Tofler (1970) mengumpakana
teknologi itu sebagai mesin yang besar atau sebuah akselarator (alat
pemercepat) yang dahsyat, dan ilmu pengetahuan sebagai bahan bakarnya. Dengan
meningkatnya ilmu pengetahuan secara kuantitatif dan kualtiatif, maka kiat
meningkat pula proses akselerasi yagn ditimbulkan oleh mesinpengubah,
lebih-lebih teknologi mampu menghasilkan teknologi yang lebih banyak dan lebih
baik lagi.
Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan
bagian-bagian yang dapat dibeda-bedakan, tetapi tidak dapat dipisah-pisahkan
dari suatu sistem yang berinteraksi dengan sistem-sistem lain dalam kerangka
nasional seperti kemiskinan.
Kemiskinan
Kemiskinan
memang merupakan sebuah dampak negatif dari sebuah perkembangan IPTEK yang
semakin pesat tanpa diiringi dengan ekonomi yang mumpuni, sehingga menimbulkan
kaum miskin yang tertinggal akan IPTEK. Hal ini bisa terlihat dengan
penggantian tenaga manusia menjadi tenaga robotic pada perusahaan sebagai
dampak dari perkembangan IPTEK, tanpa di iringi dengan pemikiran terhadap kaum
buruh yang miskin. Hal ini tentu saja membuat mereka menjadi kalah atau
tersingkir akibat dari kemajuan IPTEK. Kemiskinan menurut pendapat umum dapat
dikategorikan ke dalam 3 kelompok, yaitu :
1.
Kemiskinan
yang disebabkan aspek badaniah atau mental seseorang. Pada aspek badaniah,
biasanya orang tersebut tidak bisa berbuat maksimal sebagaimana manusia lainnya
yang sehat jasmani. Sedangkan aspek mental, biasanya mereka disifati oleh sifat
malas bekerja dan berusaha secara wajar, sebagaimana manusia lainnya.
2.
Kemiskinan
yang disebabkan oleh bencana alam. Biasanya pihak pemerintah menempuh dua cara,
yaitu memberi pertolongan sementara dengan bantuan secukupnya dan
mentransmigrasikan ke tempat hidup yang lebih layak.
3.
Kemiskinan
buatan atau kemiskinan struktural. Selain disebabkan oleh keadaan pasrah pada
kemiskinan dan memandangnya sebagai nasib dan takdir Tuhan, juga karena
struktur ekonomi, sosial dan politik.
Usaha memerangi
kemiskinan dapat dilakukan dengan cara memberikan pekerjaan yang memberikan
pendapatan yang layak kepada orang-orang miskin. Karena dengan cara ini bukan
hanya tingkat pendapatan yang dinaikkan, tetapi harga diri sebagai manusia dan
sebagai warga masyarakat dapat dinaikkan seperti warga lainnya. Dengan lapangan
kerja dapat memberikan kesempatan kepada mereka untuk bekerja dan merangsang
berbagai kegiatan-kegiatan di sektor ekonomi lainnya. Berdasarkan ukuran ini
maka mereka yang hidup dibawah garis kemiskinan memiliki ciri-ciri sebagai
berikut :
1.
Tidak
memiliki factor-faktor produksi sendiri seperti tanah, modal, ketrampilan. Dll
2.
Tidak
memiliki kemungkinan untuk memperoleh asset produksi dengan kekuatan sendiri,
seperti untuk memperoleh tanah garapan ataua modal usaha
3.
Tingkat
pendidikan mereka rendah, tidak sampai taman SD
4.
Kebanyakan
tinggal di desa sebagai pekerja bebas
5.
Banyak
yang hidup di kota berusia muda, dan tidak mempunyai ketrampilan.
Kemiskinan dipahami dalam berbagai cara.
Pemahaman utamanya mencakup:
·
Kekurangan
materi, yang biasanya mencakup kebutuhan pangan sehari-hari, sandang,
perumahan, dan pelayanan kesehatan. Kemiskinan dalam arti ini dipahami sebagai
situasi kelangkaan barang-barang dan pelayanan dasar.
·
Kurangnya
kebutuhan sosial, termasuk keterkucilan sosial, ketergantungan, dan
ketidakmampuan untuk berpartisipasi dalam masyarakat. Hal ini termasuk
pendidikan dan informasi. Keterkucilan sosial biasanya dibedakan dari
kemiskinan, karena hal ini mencakup masalah-masalah politik dan moral, dan
tidak dibatasi pada bidang ekonomi.
·
Kurangnya
penghasilan dan kekayaan yang memadai. Makna “memadai” di sini sangat
berbeda-beda melintasi bagian-bagian politik dan ekonomi di seluruh dunia.
Kemakmuran
Membicarakan
mengenai masalah kemakmuran, tentu yang pertama kali terlintas dalam benak
adalah mengarah kepada segi keuangan atau kemapanan hidup seseorang. Secara
mendasar kemakmuran dilihat dari sudut pandang ilmu ekonomi memiliki definisi
sebagai situasi dimana kebutuhan bisa terpenuhi. Kebutuhan disini mencakup
kebutuhan batin dan kebutuhan lahir, bisa dari sandang, papan, dan pangan.
Kemudian meluas akan kebutuhan rasa nyaman, percaya, dan kepedulian sesama
untuk saling membantu. Secara umum kemakmuran memiliki kriteria sebagai berikut
:
1.
Terpenuhinya
kebutuhan pokok (primer), berupa sandang, pangan, dan papan.
2.
Mampu
mnjangkau kebutuhan sekunder maupun tersier dengan mudah.
3.
Tidak
memiliki tekanan batin, sehingga pikiran ringan.
4.
Memiliki
orang yang menjadi tempat kepercayaan.
5.
Tidak
kesulitan mengatur waktu, tenaga, maupun finansial.
6.
Tercukupinya
kebutuhan diri akan rekreasi dan menjalankan hobi.
Melihat kriteria
tersebut, tentunya akan langsung mengacu pada kemapanan dari segi finansial
seseorang. Orang dengan keuangan yang melimpah cenderung mampu mendapatkan
apapun yang diinginkan. Namun pada kenyataannya, berdasarkan studi diketahui
bahwa orang yang mapan dari segi finansial masih bisa dikatakan belum makmur.
Hal ini terjadi karena adanya beban baru terhadap kondisi sosial seseorang,
bisa karena penyakit, pendamping hidup, maupun orang sekitar yang sulit
diberikan amanah (kepercayaan). Orang yang cenderung mencintai uang seolah
hidup hanya untuk bersenang-senang di dunia, sehingga beberapa orang justru tidak
terpenuhi kebutuhan batin. Seperti kebutuhan kasih dan sayang dari keluarga
maupun orang terdekat lainnya. Hal ini tentunya masih belum bisa dikatakan
makmur, apabila kebutuhan batin tidak mampu terpenuhi.
Berbicara
mengenai kemakmuran akan lebih bijak apabila standart kemakmuran tersebut
disesuaikan dengan kondisi diri sendiri. Sebab rasa cukup, bahagia, dan
perasaan damai lainnya diciptakan oleh diri sendiri bukan oleh orang lain dan
lingkungan. Sehingga memiliki filosofi, selalu melihat ke bawah dan jangan
melihat ke atas, akan membantu mendapatkan kemakmuran lahir maupun batin. Sebab
kebutuhan sandang, pangan, maupun papan tentunya tidak perlu terlalu mewah,
dalam kadar secukupnya saja. Semakin besar pasak maka diperlukan tiang yang
semakin besar pula, sehingga mengatur pengeluaran dari berapapun pendapatan
maka kita sudah makmur secara lahir.
Hubungan
IPTEK dengan Kemiskinan
Ilmu pengetahuan
dan teknologi merupakan dua hal yang tak terpisahkan dalam peranannya untuk
memenuhi kebutuhan insani. Ilmu pengetahuan digunakan untuk mengetahui “apa”
sedangkan teknologi mengetahui “bagaimana”. Ilmu pengetahuan sebagai suatu
badan pengetahuan sedangkan teknologi sebagai seni yang berhubungan dengan
proses produksi, berkaitan dalam suatu sistem yang saling berinteraksi.
Teknologi merupakan penerapan ilmu pengetahuan, sementara teknologi mengandung
ilmu pengetahuan di dalamnya.
Ilmu pengetahuan
dan teknologi dalam penerapannya, keduanya menghasilkan suatu kehidupan di
dunia (satu dunia), yang diantaranya membawa malapetaka yang belum pernah
dibayangkan. Oleh karena itu, ketika manusia sudah mampu membedakan ilmu
pengetahuan (kebenaran) dengan etika (kebaikan), maka kita tidak dapat netral
dan bersikap netral terhadap penyelidikan ilmiah. Sehingga dalam penerapan atau
mengambil keputusan terhadap sikap ilmiah dan teknologi, terlebih dahulu
mendapat pertimbangan moral dan ajaran agama.
Ilmu pengetahuan
dan teknologi merupakan bagian-bagian yang dapat dibeda-bedakan, tetapi tidak
dapat dipisah-pisahkan dari suatu sistem yang berinteraksi dengan sistem-sistem
lain dalam kerangka nasional seperti kemiskinan.
Dalam hal
kemiskinan struktural, ternyata adalah buatan manusia terhadap manusia lainnya
yang timbul dari akibat dan dari struktur politik, ekonomi, teknologi dan sosial
buatan manusia pula. Perubahan teknologi yang cepat mengakibatkan kemiskinan,
karena mengakibatkan terjadinya perubahan sosial yang fundamental. Sebab
kemiskinan diantaranya disebabkan oleh struktur ekonomi, dalam hal ini pola
relasi antara manusia dengan sumber kemakmuran, hasil produksi dan mekanisme
pasar. Semuanya merupakan sub sistem atau sub struktur dari sistem
kemasyarakatan. Termasuk di dalamnya ilmu pengetahuan dan teknologi.
Rata-rata orang
yang hidup di bawah garis kemiskinan belum dapat membaca maupun menulis.
sedangkan salah satu cara memberantas kemiskinan adalah dengan ilmu
pengetahuan. Dengan dapat membaca dan menulis, seorang pemulung sampah bisa
berkesempatan mendapatkan pekerjaan yang lebih layak dan menghasilkan banyak
uang. Dengan ilmu pengetahuan, dapat merubah seorang pengamen untuk berpikir
kreatif dan memulai membuka suatu usaha dengan memanfaatkan teknologi yang ada.
Dampak
IPTEK terhadap Kemakmuran Masyarakat
Keadaan umat
manusia kini sangat berbeda dengan peradaban zaman dulu, misalnya peradaban
Mesir Kuno, Yunani Kuno, Romawi atau peradaban di daratan Cina. Faktor utama
yang menyebabkan perbedaan itu ialah pertumbuhan penduduk, sains dan teknologi.
Sains teknologi membawa kemudahan, kemakmuran dan kenyamanan, sedangkan teknologi
komunikasi membuat interdepensi secara global yang semakin meningkat.
Namun begitu,
sains teknologi juga membawa segi-segi yang negatif. Salah satunya adalah
perkembangan dunia akhir-akhir ini yang menunjukkan kecenderungan yang sangat
memprihatinkan akibat kesalahan dalam pemanfaatan kamajuan sains dan teknologi.
Sebagaimana kita
ketahui, di papua terjadi penambangan besar besaran bahan tambang yang di
pelopori oleh Freeport dengan menggunakan teknologi canggihnya. Di lansir dari
majalahtambang.com disebutkan bahwa keuntungan PT Freeport Indonesia yang
sahamnya 90% dipegang asing(pihak Amarika) mendapat keuntungan lebih dari 400
Triliyun rupiah. Ini berbanding terbalik dengan para pekerja papua di PT
Freeport yang masih memiliki latar belakang ekonomi menengah kebawah yang tidak
bisa menikmati hasil dari kemajuan teknologi (penambangan papua yang
menggunakan teknologi penambangan canggih sehingga hasil tambang dengan mudah
di dapatkan). Bahkan, sisa atau bekas tambang PT Freeport telah membuat pulau papua
menjadi rusak wilayah hutannya di akibatkan pengrusakan untuk percepat
penambangan di pulau papua. Sehingga ini menjadi bukti bahwa perkembangan
teknologi dan ilmu pengetahuan dapat merusak alam dan tidak semua masyarakat
bisa merasakan manfaat dari perkembangan teknologi yang sedang berkembang.
Namun, berbeda bagi mereka yang menjadi bos bos di freeport yang secara
langsung mendapatkan keuntungan atau manfaat dari perkembangan IPTEK di dalam
bidang pertambangan.
Daftar Pustaka
Komentar
Posting Komentar